BLANTERORIONv101

Tentang Cinta

8 Maret 2023

 Ni Blog Qu - Terdapat beberapa kecenderungan dalam keberagaman pemaknaan nilai terhadap perilaku yang cenderung menafikan rasa cinta kepada sesama manusia yang diperngaruhi oleh bagaimana cara manusia memahami hakikat konsep cinta yang sifatnya tidak hanya vertikal. Konsep mengenai cinta banyak lahir dan berkembang dalam bidang tasawuf dan psikologi. Cinta banyak dimaknai dengan konsep yang ambigu.

Tentang Cinta


Pengertian Cinta

Cinta merupakan rasa fitrah yang berasal dari Tuhan. Ia merupakan perasaan yang mulia dan murni dengan tujuan yang sangat agung. Cinta dianugerahkan Tuhan kepada makhluk-Nya agar dapat menemukan jalan cahaya, makna dan roh kehidupan.

Manusia merupakan makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Menurut Al-Ghazali, Cinta adalah inti keberagaman yang menjadi awal dan akhir dari perjalanan manusia. Maqm-maqam sebelum cinta merupakan sumber kebahagiaan yang harus dipelihara dan dipupuk dengan sholat dan ibadah lainnya untuk melatih hati agar bersih, karena cinta kepada Tuhan melingkupi hati, membimbingnya dan merambah ke segala arah.

Abraham Maslow memasukkan cinta ke dalam lima tingkatan kebutuhan dasar manusia atau sering disebut dengan terori hierarki kebutuhan Maslow. Cinta dan kasih sayang ditempatkan pada urutan ketiga setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Tingkat kebutuhan akan meningkat apabila kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi, maka berikutnya muncul kebutuhan akan cinta dan kasih sayang berlanjut dengan rasa ingin memiliki dan dimiliki. 

Sedangkan menurut Stenberg mengatakan cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan paling diharapkan. Manusia mungkin akan berbohong, menipu, mencuri dan bahkan membunuh atas nama cinta dan lebih baik mati daripada kehilangan cinta. Cinta dapat meliputi setiap orang dan dari berbagai tingkatan usia.

Komponen Cinta

Teori yang paling terkenal tentang cinta adalah teori yang dikemukakan oleh Robert Stenberg yang dikenal dengan Stenberg's triangular of love. Menurut Stenberg semua pengalaman cinta memiliki tiga komponen cinta yaitu :

1. Keintiman (Intimacy)

Komponen keintiman adalah perasaan ingin selalu dekat, ingin selalu berhubungan, memberntuk ikatan dengan orang yang dicintai. Dalam komponen ini, ada keinginan untuk selalu memberi perhatian pada orang yang dicintai. Kedekatan diri dengan pasangan dan komunikasi yang intim adalah sesuatu yang penting. Komponen ini sangat penting baik bagi cinta romantis, cinta terhadap anak-anak maupun pada teman baik.

Keintiman sendiri setidaknya memuat sepuluh elemen, yaitu:

1) Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai;
2) Mengalami kebahagiaan dengan orang yang dicintai;
3) Menempatkan orang yang dicintai dalam penghargaan yang tinggi;
4) Mampu bergantung pada orang yang dicintai ketika dibutuhkan;
5) Memiliki pemahaman yang saling menguntungkan dengan pasangannnya;
6) Saling berbagi hak milik dengan orang yang dicintai;
7) Menerima dukungan emosi dari pasangannya;
8) Memberikan dukungan emosi dari pasangannya;
9) Berkomunikasi dengan intim terhadap pasangannya; dan
10) Menghargai orang yang dicintai.

2. Gairah (Passion)

Komponen gairah adalah dorongan yang mengarahkan pada suatu emosi yang kuat dalam hubungan cinta tersebut. Dalam hubungan cinta romantis, ketertarikan fisik dan seksual mungkin adalah hal yang utama. Namun motif yang lainnya seperti memberi dan menerima perhatian, kebutuhan akan harga diri atau kebutuhan untuk mendominasi mungkin turut terlibat.

Eaine Hatfield dan Walster mengatakan bahwa komponen gairah ini sebagai keadaan kepemilikan dan bersatu dengan orang yang dicintai. Gairah adalah ekspresi dari hasrat dan kebutuhan seperti harga diri, kasih sayang, dominasi, nurturance dan kebutuhan seksual. Derajat kekuatan dari kebutuhan-kebutuhan ini bervariasi tergantung pada jenis individunya, situasi dan jenis hubungan dari kebutuhan yang dijalani. Gairah dalam cinta cenderung berinteraksi dengan keintiman bahkan saling mendukung satu sama lain. Bahkan kadang-kadang gairah dapat dibangkitkan melalui keintiman. Pada beberapa jenis hubungan yang melibatkan lawan jenis, komponen gairah ini muncul dengan cepat dan keintiman akan mengikuti kemudian. gairah dalam suatu hubungan mungkin adalah hal yang pertama sekali muncul, tetapi keintiman akan membantu dalam memperkuat hubungan tersebut. Dalam beberapa jenis hubungan, gairah akan muncul belakangan setelah munculnya keintiman. Ada pula jenis hubungan dimana gairah dan keintiman saling berlawanan. Misalnya dalam hubungan prostitusi, seseorang mungkin mencari pemenuh akan kebutuhan gairahnya, namun hal tersebut meminimalisasi keintiman.

3. Komitmen (Commitment)

Komponen komitmen merupakan suatu keputusan yang diambil sesorang bahwa dia mencintai orang lain dan secara berkesinambungan akan tetap mempertahankan cinta tersebut. Hal ini adalah komponen kognitif utama dari cinta. Komponen komitmen sendiri mempunyai dua aspek jangka pendek dan jangka panjang. Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai sesorang. Sedangkan keputusan jangka panjang adalah untuk mempertahankan hubungan cinta tersebut.Kedua aspek ini tidak harus dialami bersama-sama. Keputusan untuk mencintai belum tentu mengakibatkan munculnya keinganan untuk mempertahankan hubungan.

Komponen komitmen berinterkasi dengan kenintiman dan gairah. Bagi kebanyakan orang, komitmen dihasilkan dari kombinasi keintiman dan gairah. Dua orang yang saling berkomitmen satu sama lain, yang satu mungkin akan melihat komitmen sebagai suatu kekuasaan atas pasangannya dan terhadap hubungan, namun tidak tehadapa tipe hubungannya. Misal, seorang istri memiliki komitmen terhadap suaminya dan untuk memiliki hubungan dengan suaminya tersebut, tetapi tidak berkomitmen terhadap peran kepatuhan yang harus dimiliki sebagai bentuk rasa hormat terhadap suaminya.

Misalnya, keintiman dan komitmen relatif lebih stabil dalam hubungan yang dekat, sementara gairah cenderung relatif tidak stabil dan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi. Kita memiliki kontrol kesadaran tertentu terhadap keintiman, tingkat kesadaran yang tinggi terhadap komitmen tetapi kontrol yang sangat sedikit terhadap keterbangkitan gairah. Kita selalu sadar terhadap kemunculan gairah, namun kesadaran akan adanya keintiman atau komitmen sifatnya bervariasi. Kadang-kadang kita mengalami perasaan hangat karena adanya keintiman, tetapi tidak menyadari bahkan tidak dapat melabelinya. Hal yang sama terjadi bahwa kita tidak menyadari seberapa tinggi komitmen kita terhadap orang lain dan terhadap hubungan tersebut sampai ada sesuatu atau sesorang yang menginterverensi dan mempengaruhi komintmen tersebut.

Peran dari ketiga komponen ini bervariasi, tergantung hubungan cinta yang berlangsung, jangka panjang atau jangka pendek. Dalam hubungan jangka pendek, khususnya cinta romantis, gairah (passion) memainkan peran yang besar sedangkan keintiman (intimacy) perannya menengah dan komitmen (commitment) memainkan peran yang paling kecil. Sebaliknya dalam hubungan jangka panjang, keintiman dan komitmen justru berperan sangat besar, sedangkan gairah perannya menengah saja dan mungkin akan menurun seiring berjalannya waktu.

Ketiga komponen ini juga berbeda keberadaannya dalam berbagai hubungan cinta. Keintiman biasanya ditempatkan di posisi puncak dari banyak hubungan cinta, dimana jenis hubungan cinta yang dimaksud adalah hubungan dengan orang tua, saudara, kekasih, atau teman dekat. Gairah kelihatannya sangat terbatas keberadaannya pada jenis hubungan cinta tertentu, khususnya yang romantis. Sementara keberadaan komitmen sangat bervariasi pada hubungan cinta yang berbeda. Misalnya, komitmen cenderung tinggi pada cinta tehadap anak, tetapi relatif rendah pada cint terhadap teman yang dapat berubah sepanjang masa.

Ketiga komponen ini juga berbeda keadaannya jika ditinjau dari adanya keterlibatan fungsi psikofisiologis, sementara komitmen sangat sedikit melibatkan psikofisiologis. Keintiman berada pada interval menengah dalam melibatkan fungsi psikofisiologis.

Bentuk-Bentuk Cinta

Stenberg mengidentifikasikan tujuh bentuk cinta, didasarkan pada ada atau tidaknya masing-masing komponen. Dan bentuk-bentuk cinta tersebut adalah sebagai berikut:

1. Linking

Bentuk cinta dimana ada hanya unsur keintiman tanpa gairah dan komitmen. Ada pada hubungan persahabatan (bisa sesama jenis kelamin). Perasaan-perasaan yang muncul dikarakteristikan dengan hubungan pertemanan. Ada kemungkinan bahwa hubungan pertemanan akan muncul gairah atau komitmen jangka panjang, tetapi kebanyakan hubungan pertemanan hanya sebatas memunculkan perasaan suka (linking).

2. Infatuated Love

Bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen gairah tanpa komitmen dan keintiman. Ada pada cinta pada ketertarikan fisik yang biasanya mudah hilang.

3. Empty Love

Bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen komitmen tanpa gariah dan keintiman. Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada sangan usia lanjut), dimana hubungan tersebut telah menemukan kejenuhan.

4. Romantic Love

Bentuk cinta dimana di dalamnya terdapat komponen keintiman dan gairah yang kuat tanpa adanya komitmen. Biasanya terdapat pada orang-orang yang berpacaran. Pada bentuk cinta ini, pasangan tersebut tidak hanya saling tertarik secara fisik tetapi ada ketertarikan emosional diantara keduanya.

5. Companionate Love

Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur gairah, hanya ada komponen keintiman dan komitmen. Biasanya terdapat pada hubungan persahabatan.

6. Fatous Love

Bentuk cinta yang di dalamnya terdapat komponen gairah dan komitmen namun tanpa keintiman. Biasanya terdapat pada hubungan suami istri yang sudah kehilangan keintimannya.

7. Consummate Love

Bentuk cinta yang di dalamnya terdapat semua komponen, baik keintiman, gairah maupun komitmen dalam proporsi yang seimbang. Bentuk ini merupakan bentuk yang ideal oleh sebab itu orang berusaha untuk mendapatkannya.

8. Non Love

Merupakan bentuk hubungan dimana tidak satupun dari ketiga komponen cinta yang telah dikemukakan muncul. Ini terjadi pada banyak hubungan yang sederhana, dimana yang terjadi hanya interaksi biasa tanpa adanya cinta bahkan rasa suka.

Menurut Stenberg, setiap komponen pada setiap indivdu berbeda tingkatannya. Cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen tersebut berada pada proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah itu berlanjut pada komponen gairah yang disertai komitmen yang lebih besar, misalnya melalui pernikahan.

-Tentang Cinta-

Komentar