Dalam kehidupan sehari-hari film sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita (manusia). Selain sebagai sarana hiburan, film juga berfungsi sebagai media pendidikan. Pesan yang terkandung dalam adegan-adegan film yang akan membekas dalam pikiran, sehingga film merupakan media yang efektif untuk pendidikan. Dan salah satu film yang mengandung pesan-pesan pendidikan yang akan Saya bahas pada artikel ini adalah Film Taare Zameen Par, sebuah film dari negeri Hindustan (India). Film ini mengandung pesan moral yang berkenaan dengan upaya guru untuk membantu peserta didiknya yang mengalami kesulitan belajar.
Sekilas Tentang Film Taare Zameen Par
Film ini mengisahkan tentang seorang peserta didik bernama Ishaan Awasthi, peserta didik kelas tiga sekolah dasar yang mengalami gangguan belajar, sehingga menyebabkan ia memperoleh prestasi yang rendah.
Ishaan mengalami gangguan belajar diaman ia tidak mampu memahami serta membedakan huruf dan angka. Dalam padangannya, huruf-huruf seakan menari-nari. Keadaan Ishaan yang tertinggal dalam semua mata pelajaran selalu dibandingkan dengan Yohan, kakaknya. Yohan adalah peserta didik yang yang cerdas, ia selalu mendapatkan juara di kelasnya. Di sekolahnya sendiri sampai-sampai tidak ada yang percaya bila Yohan adalah kakak Ishaan karena kecerdasan meraka sangat berbeda jauh.
Ishaan sering mendapatkan tekanan dan perlakuan kasar dari gurunya, teman-temannya bahkan ayahnya sendiri karena sering gagal dalam belajar. Orang-orang disekitarnya tidak ada yang mau mengerti dan memahami masalah yang dihadapi Ishaan, mereka terus menyalahkan tanpa mencari tahu masalah yang dihadapi Ishaan. Padahal sebenaranya Ishaan adalah peserta didik yang cerdas, ia mempunyai daya imajinasi yang luar biasa. Hal itu terlihat dari bakatnya dalam bidang seni, Ishaan sangat pandai menggambar.
Masalah memuncak ketika Ishaan dipindahkan ke sekolah asrama karena ayahnya sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Ishaan. Namun, di sekolah barunya, Ishaan tidak mengalami kemajuan. Suasana kelas dan asrama yang tidak menyenangkan membuat Ishaan semakin frustasi, semua guru menyebutnya bodoh. Ishaan sering menerima hukuman karena tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Keadaan ini semakin membuat Ishaan tertekan dan akhirnya menjadi pendiam dan penyendiri. Ishaan menjadi ketakutan untuk bertemu dengan guru, tidak bersemangat untuk melakukan apapun termasuk menggambar yang dulunya paliang dia senangi.
Sampai pada akhirnya datang guru pengganti di sekolah Ishaan, ia menyadari bahwa Ishaan membutuhkan bantuan. Pada akhirnya berkat kesabaran dan ketelatenan guru tersebut Ishaan mampu berkembang dan menyesuaikan dengan kemampuan teman-temannya.
Pesan Dari Film Taare Zameen Par
Ada banyak anak-anak di luar sana yang memiliki masalah seperti tokoh Ishaan, dan tidak sedikit dari orang tua maupun tenaga pendidik (guru) tidak memahami dan menuntut agar meraka bisa untuk selalu berprestasi. Padahal pada tingkat pendidikan dasar kemampuan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik (anak-anak) antara lain membaca, menulis serta berhitung. Ketiganya mempunyai relasi (hubungan) yang kuat sehingga jika peserta didik mengalami hambatan pada salah satu kemampuan tersebut maka dapat menggangu kemampuan yang lain.
Dengan demikian apa yang sering dilakukan oleh orang tua ataupun guru dengan mengatakan peserta didik yang mendapatkan nilai rendah merupakan peserta didik yang bodoh dan gagal perlu menjadi koreksi, karena mungkin peserta didik hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tersebut tidak tahu bagaimana mengatasi masalahnya. Keadaan dimana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya atau bagaimana anak seusianya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Masalah ini pastinya membutuhkan perhatian dari berbagai pihak karena dengan adanya masalah kesulitan belajar ini, peserta didik akan mengalami hambatan dalam mengoptimalkan potensinya. Dalam proses pendidikan di Indonesia sendiri yang menjadi kendala bagi peserta didik berkesulitan belajar untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu adalah belum adanya perangkat kurikulum yang dapat melayani kebutuhan spesifik peserta didik.
"Karena Setiap Anak Adalah Istimewa".
